Day #9
Peran Lingkungan dan Perlindungan Anak Dari Kejahatan Seksual
Materi kali ini akan di samapaikan oleh saya sendiri dan team,di mana kami bertiga menamai team kami dengan M2N,singkatan dari nama nama kami,yaitu :
1.Muftiah
2.Mutiara
3.Nurkhoiriyah
Pelecehan seksual adalah tindakan melecehkan atau
merendahkan orang lain baik secara verbal maupun non verbal untuk memenuhi
kebutuhan seksual para pelaku sehingga akibatnya adalah keresahan diri korban
baik yang bersifat fisik maupun psikis karena adanya pemaksaan yang tidak dapat
diterima.Pelaku pelecehan seksual bisa dilakukan oleh orang tua atau keluarga,
kerabat, teman, guru, tetangga, para pegawai maupun dari berbagai lapisan
masyarakat. Jadi para pelaku bisa dari berbagai golongan baik itu yang paling
dekat dengan korban bahkan yang belum dikenal sama sekali.
Ada banyak bentuk pelecehan seksual terhadap anak dan bisa
kita ketahui semua dari berbagai berita di beberapa media dari mulai
digerayangi, dicabuli, digauli, sampai dengan diperkosa.Bahkan ada yang
bentuknya memaksa seorang anak untuk melihat tayangan pornografi sedangkan si
pelaku cukup melakukan kegiatan seksualnya secara mandiri tanpa melibatkan si
anak secara fisik. Namun apapun bentuk modus operandi yang dilakukan, yang
pasti kesemuanya merupakan bentuk kejahatan terhadap anak dan menimbulkan
trauma yang berkepanjangan
-Peran orang tua dalam mencegah terjadinya kejahatan
seksual
Orang tua memiliki peran sebagai pendidik karena seorang
anak memperoleh pengetahuan dari orang tuanya terutama ibu dan ayah. Perlindungan
anak dari kejahatan seksual juga harus dilakukan dari dalam. Keluarga harus
menjadi tempat perlindungan pertama anak. Orangtua harus waspada dan memberikan
bekal yang cukup bagi anak terkait keselamatan seksual mereka. Pendidikan
seksual dapat diberikan sedini mungkin melalui kata dan kalimat yang sederhana
namun tepat dan tidak vulgar. Dengan demikian
kepribadian anak terbentuk karena warisan dari orang tua dan lingkungan dimana
anak berkembang. Karena lingkungan pertama yang memberikan pengaruh mendalam
adalah keluarga kita sendiri,Untuk menangani masalah pelecehan seksual
khususntya terhadap anak, orang tua, guru dan masyarakat harus saling
mendukung.Mulai dari orang tua yang merupakan dunia pertama bagi anak-anak.Para
orang tua bisa melakukan pencegahan agar anak-anak mereka tidak mengalami
pelecehan, baik itu jadi pelaku atau korban. Yang bisa dilakukan adalah :
1. Mengajarkan
anak tentang sopan santun terhadap orang lain.
2. Mengajari
anak-anak agar dapat waspada dengan orang lain yang dirasa mencurigakan.
3. Memberikan
pendidikan seks secara sederhana agar anak-anak paham.
4. Mengontrol
pergaulan anak-anak dengan teman-teman dan lingkungan mereka.
5. Ajak anak
untuk selalu berkomunikasi sehingga dapat terbuka dengan orang tua.
6. Menerapkan
pola asuh demokratis namun terkontrol menjadi upaya yang dapat mendukung
pengoptimalan tumbuh kembang anak.
7. Orang tua
membuka komunikasi dan menjalin kedekatan emosi dengan anak-anak. Dengan cara
menyempatkan diri untuk bermain bersama anak-anak dan menemaninya di setiap
kesempatan yang ada.
8. Orang tua
disarankan memberikan pengertian kepada anak-anak tentangtubuh mereka dan
hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang lainterhadap bagian tubuhnya.
Misalnya, anak diberi pengertian bahwa kalauada orang lain yang mencium misal
di pipi harus hati-hati karena itu tidak diperbolehkan, apalagi orang lain itu
yang tidak dikenal.
9. Kenalkan
kepada anak perbedaan antara orang asing, kenalan, teman,sahabat, dan kerabat.
Misalnya, orang asing adalah orang yang tidak dikenal sama sekali. Terhadap
mereka, si anak tak boleh terlalu ramah,akrab, atau langsung memercayai.
Kerabat adalah anggota keluarga yangdikenal dekat. Meski terhitung dekat,
sebaiknya sarankan kepada anak untuk menghindari situasi berduaan saja.
10. Jika sang
anak sudah melewati usia balita, ajarkan bersikap malu bilatelanjang. Dan, bila
sudah memiliki kamar sendiri, ajarkan pula untuk selalu menutup pintu dan
jendela bila tidur.
Berikut beberapa upaya pencegahan kekerasan seksual yang
dilakuakan pihak keluarga pada anak anaknya:
Pertama, teaching orangtua berperansebagai guru
(pengajar) bagi anggota keluarganya tentang pemahaman seks secara dini seperti
memberikan pemahaman tentang bagian tubuh mana saja yang di larang di pegang
oranglain.6 Berbekal pengetahuan dari sosialisasi yang di lakukan oleh
dinas-dinas sosial kepada orangtua korban kekerasan seksual para orangtua
khususnya ibu-ibu memberikan warning kepada anak-anaknya.
Kedua, mengawasi dan mengontrol anak. keluarga
berperan sebagai pelindung bagi para anggota keluarga yang lainnya dari
gangguan, ancaman, atau keadaan yang menimbulkan ketidaknyamanan fisik dan
psikologis para anggoanya.
Peran Guru dalam menangani kejahatan seksual
1. Mengajarkan
sentuhan yang baik, buruk, atau yang membingungkan anak.
2. Mengajarkan
anak untuk dapat mengontrol siapa pun yang menyentuh tubuhnya dan bagian-bagian
mana yang disentuh.
3. Mengajarkan
anak untuk berani melapor pada orang dewasa yang bertanggung jawab misalnya
orangtua atau guru mengenai sentuhan-sentuhan tidak tepat yang diterimanya,
bahkan seandainya anak dilarang melaporkan pada siapapun oleh pelaku.
4. Mengajari
anak assertive skill terhadap perlakuan kekerasan seksual, misalnya berkata
tidak untuk segala bentuk perlakuan dari orang lain yang menjurus seksual,
melatih bela diri dan sebagainya.
Peran Lingkungan Masyarakat
a. Memberikan
pemahaman kepada anak mengenai jenis-jenis pelecehan seksual, dan menjelaskan
kepada anak bahwa pelecehan seksual dalam bentuk apapun merupakan tindakan yang
tidak baik dan melanggar peraturan. Serta, mengajarkan kepada anak mengenai
hal-hal yang harus mereka lakukan jika menemukan adanya tindakan pelecehan
seksual yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar mereka (misalnya: segera
berlari ke tempat yang ramai, segera melpor pada guru atau kepala sekolah, dan
sebagainya). Poin a ini sebaiknya dilakukan oleh orang tua, sekolah, maupun
pengajar di tempat ibadah.
b. Melakukan
seleksi dan rekrutmen yang lengkap dan dilakukan oleh tenaga ahli seperti
psikolog, untuk mencegah kemungkinan adanya pelaku pelecehan seksual yang
dipekerjakan di tempat-tempat yang banyak terdapat anak-anak (arena bermain,
sekolah, day care, dan sebagainya).
c. Memperlengkapi
setiap sudut bangunan yang diperuntukkan bagi anak-anak, dengan kamera CCTV
yang selalu terpantau agar kasus-kasus pelecehan seksual dapat terdeteksi
dengan lebih cepat dan mudah.
Ketiga pihak yaitu orang tua, guru atau sekolah dan
masyarakat adalah dunia anak-anak.Mereka harus bisa berkolaborasi untuk
menghindarkan anak dari hal-hal negative yang tidak diinginkan, termasuk
pelecehan seksual.Dengan upaya preventif dan kuratif oleh pihak-pihak tersebut,
diharapkan anak mampu untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai
tugas perkembangan mereka.
Berikut ini tips dari Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa kak Seto seperti
dikutif dari female.kompas.com
1. Edukasi seksual sejak dini
Selama ini, obrolan seputar seksual dianggap tabu untuk
anak-anak. Namun, Seto mengatakan, edukasi seksual seharusnya dilakukan sejak
dini.”Edukasi seksual sebaiknya diberikan untuk anak di atas lima tahun,”
sarannya.Namun, aturlah penggunaaan kata-kata dan cara menyampaikannya dengan
cara yang bisa diterima dan diingat oleh anak.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu kunci utama untuk meningkatkan
keharmonisan keluarga, dengan membangun suasana yang hangat dan nyaman, supaya
anak-anak akan merasa aman dan bebas bicara.
3. Jadilah sahabat anak
Orangtua harus bisa menjadi sahabat anak. Dengan
demikian, anak merasa bebas bercerita apa saja dan kapan saja pada Anda.
Memiliki orangtua yang akrab dan terbuka, anak akan merasa memiliki teman
terbaik yang bisa membuat mereka tidak merasa sendiri
#Day#9
#Tantangan10hari
#BunsayLevel11
#KuliahBunsayIIp
#FitrahSeksualitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar